Thursday, October 10, 2013

Masih mentah tapi Ikut-ikutan

Kita Cuma Sering Ikut-ikutan

Sering liat gimana kita menjadi orang yang cuma bisa ikut2an tanpa kita ambil apa yang bisa dipelajarin? Gimana kita menjadi orang yang males mikir dan cuma ambil sesuatu dari yang mentahnya aja? 

Apa yang kita sering bahas ga lebih dari apa yang orang lain juga bahas. Sering denger kata2 "Mainstream"? yang bahkan cuma menyebabkan gerakan "Anti Mainstream" Sendiri sudah menjadi "Mainstream". Kita harus lebih dari seorang yang Anti Mainstream, dan kata2 itupun bukan cuma sekedar lo buat untuk terlihat seperti itu. Gua lebih setuju dengan kata2 Steve Jobs yaitu "Out Of The Box". Bukan budaya anti mainstreamnya yang harus di tonjolin tapi bagaimana kita bisa melihat dan melakukan sesuatu dari sisi lain. 

Ada beberapa hal disini yang ingin gua beri contoh tentang budaya "Ikut-Ikutan". Masih ada yang ingat tentang peristiwa tahun 98? masih berpikir bahwa penjarahan itu semua ulah masyarakat biasa? Terus kenapa sebelum adanya penjarahan semua itu harus diawali dengan ulah sekelompok kecil orang yang  mengamuk tanpa dasar yang jelas? lalu kenapa tiba2 semua itu semakin ramai? karena kita yang ikut2an mereka. Tau alasannya? Ngerti? Enggak! kita ikut karena ada yang mengawali dan yang mengawali-pun menawarkan sesuatu yang berbentuk penjarahan. Apa untungnya melakukan penjarahan buat Reformasi bangsa ini? NOTHING! Keuntungan didapat hanya bagi yang berhasil membawa pulang hasil jarahan.

TRUE STORY, saat itu gua masih SD dan beberapa remaja di komplek gua yang SMP sudah ikut2an melakukan penjarahan. kenapa mereka ikutan? mereka tau apa gunanya penjarahan? ENGGAK!! Mereka melakukan itu hanya demi kesenangan. Bahkan mereka berani tanya ke tetangganya "Pada Mau Minta Apa? Nanti diAmbilin!" Trus apa gunanya? enggak ada. 

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tahun 1998, mengatakan bahwa aksi penjarahan dipicu oleh aksi militer berseragam SMA, pertanyaannya kenapa warga sekitar ikutan? untuk membantu anak SMA yang mau menjarah? Untuk apa? Satu hal yang harusnya kita ketahui alasan mereka ikut2an adalah ada keuntungannya dan tidak peduli siapa yang memulai. Tapi balik lagi, Ikut2an mereka saat itu sangatlah bodoh atau mungkin hanya pura2 bodoh. Kenapa? Baik gua ulang, "AKSI PENJARAHAN DIPICU OLEH AKSI MILITER BERSERAGAM SMA" dan gua yakin mereka harusnya tau bahwa anak STM pun mukanya tetap lebih muda dari MILITER.

Imbas dari situ ada lagi yang buat kita ikut2an, Rasisme terhadap Cina. Dalam buku Konflik Kekerasan Internal (2005),Robert Cribb mengatakan “asal usul rasisme itu pada umumnya diidentifikasi sebagai sistem klasifikasi suku yang digunakan pemerintah kolonial Belanda sebelum tahun 1942, yang membagi penduduk India Belanda ke dalam kategori ‘Eropa’, ‘Asli’, atau ‘Timur Asing’“. Maka, menurut Cribb, muncul suatu kesimpulan bahwa kekerasan anti Indonesia-Tionghoa merupakan taktik pengalih-perhatian pemerintah, supaya masyarakat menumpahkan ketidakpuasannya terhadap kebijakan pemerintah kepada etnis turunan yang minoritas serta menjadi sasaran terhadap sumber masalah sosial, seperti kesenjangan sosial.

Sampai sini masih kurang jelas? okey dijelaskan lagi deeh,, Klasifikasi sosial tersebut juga dipakai Soeharto pada masa pemerintahannya dengan memperjelas bentuk diskriminasi melalui perbedaan status pribumi dan Tionghoa dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan dengan mengaitkan pemberontakan Geraka 30 September (G30S) dengan negeri komunis Cina. Pemerintah berupaya menutupi bahwa aksi kekerasan pada Mei 1998 didalangi oleh aparat keamanan. Maka, dengan klasifikasi yang sudah dibentuk pemerintahan Soeharto, membuat etnis Tionghoa sebagai tumbal supaya masyarakat mengalihkan protes kemarahannya kepada golongan kelas dua tersebut. Sehingga kerusuhan yang terjadi bisa dimaklumi sebagai kasus konflik kesenjangan sosial antar etnis, walaupun sesungguhnya bukan.

Dan kenapa kita sekarang harus membedakan Cina? Mungkin sekarang ini memang ada juga orang cina yang juga rasis terhadap kaum pribumi. Tapi seharusnya kita yang sebagai kaum Minoritas harus bisa membuat semua ini satu. Bukan malah membeda2kan. 

Ngga ada yang salah, baik itu Cina, Jawa, Batak atau suku lainnya. Otak kita semua yang salah. Mentang-mentang ada orang Cina belagu sedikit, langsung dicap “Orang sipit begitu yee”, padahal temen satu ras yang jauh lebih sombong didiemin saja… Mentang-mentang pribumi itu malas “Orang sini kayak gitu yaa”, 

Ini bukan masalah Chinese, Batak, Ambon, jawa, atau suku… Ini masalah sifat dan perilaku… Malas, sombong, mental kacung, dan sebagainya itu SIFAT, bukan RAS… Orang Cina juga ada yang malas, orang pribumi juga ada yang rajin. Ngga semua orang Cina itu kaya secara materi, ada kok yang menjadi nelayan, petani, buruh bahkan pedagang kaki lima. Ngga percaya? Telusuri aja di Bangka Belitung, Kalimantan seperti singkawang atau di daerah Banten.

Kenapa kita ga pernah menganggap Orang Cina yang ada di Indonesia sebagai Pribumi juga? Bukankah mereka banyak yang berperan buat Indonesia? Lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasikan oleh koran Sin Po yaitu koran melayu Tionghoa, Sumpah pemuda difasilitasi oleh gedung yang pemiliknya bernama Sie Kong Liong, bahkan kelompok TiongHoa sempat ada dalam kepanitiaanya. Tau Mayor John Lie? yang pada tahun 1945 menyelundupkan barang2 ke Singapura untuk kepentingan pembiayaan Republik? Trus rumah dari Djiaw Kie Siong yang dipakai untuk rapat kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tggl 16 Agustus 1945. bahkan di Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ada 5 orang Tionghoa. Dan ada yang tau bahwa Tony Wen adalah orang yang terlibat dalam penurunan bendera Belanda di Hotel Oranye Surabaya.

Dari lahir sampai bahasa dan makanan mereka berasal dari Indonesia, kenapa kita sekarang harus mempermasalahkan Cina dan Pribumi.

Kalopun mereka ada yang ga suka sama kita sebagai pribumi seharusnya kita juga ikut koreksi, mungkin ada beberapa diantara mereka masih ada yang merasa bahwa orang Pribumi tidak menghargai Hak mereka dengan contoh kasus HAM tahun 98 yang tidak pernah ada kejelasan dari pemerintah yang kebanyakan Pribumi. 

Seharusnya kita sedikit malu dengan mereka yang ditindas oleh kita 16 tahun yang lalu tapi banyak dari mereka yang bertahan dan bisa hidup lebih baik di Jakarta yang bahkan melebihi Pribumi. Kita seharusnya bersama bangun keadaan yang lebih baik seperti layaknya saat dulu perang dan angkat senjata bersama buat satu tujuan yang sama. 


Dan kita seharusnya bisa mengajarkan dan memberi pengertian bukan membiarkan rasisme terjadi. Apalagi cuma karena "Ikut2an".

Tuesday, October 1, 2013

Maaf hanya bercanda

Maaf, hanya bercanda
Wahai pemerintah, kenapa anda harus takut dengan lelucon kami? Kenapa anda harus menakuti kami dengan kuasa yg anda punya sementara kami hanya bergurau? 

Apa yg anda takutkan dari lelucon kami? Bukankah anda yang mempunyai hak untuk angkat senjata? Sementara kami hanya menyampaikan lelucon yang bahkan itu bukanlah senjata atau menakuti kalian. 

Banyak diantara kami yang hanya mempunyai lelucon dalam hidupnya, saat kalian menunjukkan semua yang kami tidak punya termasuk kuasa. 
Apa yang kalian takutkan dari lelucon kami? Revolusi kecil yang menjadi potensi dalam candaan kami? Tunggu sebentar! Yang kami bahas adalah kebijakan kalian dan bukanlah fisik kalian. Saat ada yang menghina kalian dalam bentuk fisik maka kamipun akan tidak tertawa. Namun jika ada yang menyampaikan dalam bentuk fisik yang dikaitkan dengan kebijakan kalian. Maaf, gelak tawa tidak dapat kami bendung. 

Kita sebelum menyampaikan komedi akan selalu memikirkan perasaan anda semua, bahkan saat banyak dari teman anda hanya sibuk dengan media untuk melakukan pembuktian tak jujur dalam adegan penundaan komisi III di DPR yang pasti juga mengeluarkan komisi yang tidak sedikit. 

Apa yang anda takutkan dari kami? Karena banyak dari humor kami yang terbentuk oleh observasi? Sehingga banyak dari kita yang memberikan informasi baru bagi orang lain saat mereka mendengarkan. Lalu apa yang kalian takutkan saat kami menceritakan jeleknya kebijakan negara yang pemerintah lakukan? Apa Karena itu semua maka kami akan dibilang telah membocorkan rahasia negara? Kalaupun bukan karena itu, lalu karena apa? Karena seharusnya tugas andalah yang membuat cerdas dan informatif terhadap masyarakat? Jika begitu, lakukanlah! Karena andalah yang mempunyai kekuatan tersebut, saya atau teman saya hanya bisa menyampaikan komedi. Kami tidak sanggup membuat bangsa indonesia yang - masih banyak di letak perdesaan melakukan pernikahan di umur 14 dengan yang 15 tahun tanpa alasan yang jelas - ini lebih cerdas. Terutama disaat anda teriak pemerataan Indonesia yang menjadi lebih maju secara teknologi bisnis anda dan bukan dari kecerdasan atau ilmu untuk rakyatnya. Andalah yang punya kuasa, bukan kami. 

Jika anda terus ingin seperti yang anda lakukan sekarang ini, maka jangan kuatir jika Indonesia tidak maju dan berkembang. Karena masih ada “komedi” yang maju dan berkembang karena celah perilaku anda.