Thursday, December 26, 2013

SELAYANG PANDANG

Ini mungkin cuma pandangan mata gua aja sebagai orang yang menyukai Standup Comedy. Inspirasi tulisan gua ini lahir dari saat gua liat audisi SUCI 4 di Kompas TV kemaren. Gua sendiri adalah lulusan SUCI 3 tapi gua sendiri baru sekali berada di ruangan audisi seharian dan melihat comic2 mengeluarkan materinya di dalam ruangan dan di depan juri yaitu Radit dan Om Indro.

Banyaknya tipe comic bahkan bisa gua sebut tipe orang yang berada di dalam ruangan audisi itu sangat beragam. Standup Comedy sendiri sekarang berada di dalam posisi yang mulai menanjak. Banyak profesi yang menginginkan menjadi Standup Comedy-an mulai dari loper Koran sampai dengan Dokter. Tapi ternyata banyak yang bisa gua ambil sebagai pelajaran disini sebagai seorang Comic.

Standup Comedy yang notabene sudah menjadi alternative hiburan untuk masyarakat Indonesia, ternyata mulai menjadi pusat perhatian dan mulai banyak yang tertarik untuk menjadi pelakunya. Dan gua mau mulai bahas dari untuk orang awam dan yang sudah menjadi comic sebelum adanya audisi.

Orang Awam.

Kenapa gua sebut orang awam disini? Karena menurut gua mereka ingin menjadi comic dengan alasan yang mempunyai berbagai macam sudut pandang sehingga memutuskan untuk ikutan audisi.

a.   Merasa lucu
Sebenernya sih sah-sah aja kalau ada yang merasa lucu dan merasa bisa terkenal lewat jalur comedy, tapi mereka lupa konsep awal standup adalah “keresahan”. Dan orang-orang ini rata-rata adalah orang yang sudah berumur atau ada juga sih yang masih muda tapi kebanyakan Tua (bisa dilihat di tayangan audisi SUCI) nanti. Sempat merasa kasihan sih melihat usaha mereka yang bahkan orang-orang tipe ini sudah ada bahkan dari audisi SUCI 1. Mereka mencoba melontarkan jokes-jokes yang sudah ada di khalayak umum seperti street jokes bahkan sampai ke arah slapstick seperti Joged dan bahkan salto. Bahkan ada yang sampai menggunakan atribut yang ditempelkan ke bajunya agar terlihat lucu. Sekali lagi bukan ini yang kita cari karena Standup comedy sendiri seharusnya hadir untuk menjadi alternative dimana komedi bukan karena tingkah laku yang over active. Dan daripada kita menggunakan baju yang aneh, mungkin bahkan lebih baik kalau orang yang udah tua seperti itu masuk dengan menggunakan batik ditambah celana bahan dan sepatu kerja tapi bilang dimaterinya bahwa dia dari dulu ingin jadi penonton bayaran tapi selalu gagal karena gayanya lebih cocok jadi penonton bayaran acara wayang. At least ada tujuannya berpakaian aneh yang bisa nyambung sama materinya dan bukan hanya terlihat lucu.

b.   Ingin terkenal
Semua orang yang ingin ikut audisi pasti banyak yang ingin terkenal tapi simple aja. Ada baiknya lo belajar dan cari tahu dulu apa yang lo lo mau ikutin untuk terkenal. Jangan hanya sekedar antri panjang-panjang seharian penuh dan malah buat lo akhirnya gagal karena lo ga tau gimana caranya standup comedy. Bahkan Indonesian Idol sekalipun ga pernah meluluskan orang yang bahkan ga tau gimana caranya nyanyi lagu semudah Indonesia Raya kan? Karena ini audisi nyanyi bukan audisi Menpora (sampai dititik tulisan ini silahkan tepuk tangan karena seperti biasa kalo ada materi kritis pasti penonton tepuk tangan)

c.   Mengikuti Jejak Idola
Ini sebenernya salah satu alasan yang paling gua suka “seharusnya”. Menjadi atau mengikuti jejak idola adalah cara salah satu cara memotivasi diri dengan baik untuk maju. Tapi gak ada salahnya sebelum lo merasa “gua bisa jadi seperti idola gua” lo cari tau dulu gimana dulunya idola lo dan bagaimana dia bisa seperti sekarang atau untuk standup comedy-nya lo cari tau dulu bagaimana dia bisa mendapatkan kelucuannya. Jangan akhirnya lo melihat idola lo lucu dan lo akhirnya cuma menggunakan nama idola lo sebagai bahan kelucuan. Bukan kelucuan yang didapat tapi malah lo akan kita anggap sok asik.

Ya dari tiga kriteria orang awam itulah yang mungkin gua sanggup untuk bahas. Sama seperti lo liat kompetisi nyanyi deh apa mungkin lo mau nonton penyanyi yang sehari-harinya nyanyi lagu nina bobo ke anak kecil aja bukannya tuh anak kecil bobo tapi malah berakibat koma. 

Comic.

Buat gua sendiri mungkin sangat menyarankan lo ikut atau sekedar cobain audisi ini, karena dari segi pembelajaran dan penilaian diri ini sangat bermanfaat (tapi kalo emang udah punya materi bagus dan bisa terkenal duluan tanpa ikutan sih ya gausah juga gapapa sih). Gua bahas soal audisinya yah bukan lombanya. Karena terbukti saat audisi rasanya berbeda auranya dengan perform di panggung asli. Mungkin di luar kompetisi ini lo adalah comic yang sangat lucu materinya tapi untuk lo berada di ruang audisi ini rasanya beda dengan panggung asli. Jadi, gua gak akan bahas materi comic tapi lebih ke pandangan personal gua soal mental dan pembelajarannya.

a.   Mental
Hal ini yang paling pertama ingin gua bahas. Gua sendiri pernah merasakan ruang audisi dan gemetarnya atau groginya di depan dua orang juri itu sangat beban tersendiri. Nothing to lose harus gua lakuin, gak penting gua diterima tapi menampilkan materi dengan baik buat gua udah cukup (walaupun rasa ingin lolosnya sangat besar). Tapi ada baiknya ini cuma jadi ajang lo ingin cari tau gimana sanggupnya mental lo dan bagaimana jika lo gagal nanti karena banyak faktor didalamnya dan jangan dilupain audisi ini adalah ajang kompetisi yang berhubungan dengan pertelevisian jadi mungkin bukan hanya sekedar materi bagus yang harus kita bawain tapi selling point dalam diri kita juga yang akan dilihat. Banyak yang ikutan lomba dan sebelumnya sudah pernah menjuarai atau masuk dalam peringkat besar di lomba-lomba off air tapi tidak diterima. Sekali lagi jangan sampai mental kita jatuh, gua tulis begini karena ada beberapa yang terlihat kecewa. Gua sendiri yang bahkan sudah lolos dan sampai melewati masa kompetisi merasa masih ingin bersaing lagi di lomba-lomba off air lainnya karena tujuan gua untuk melatih mental gua sendiri dan seakan gua gak perduli dengan kata-kata “lo kan udah pernah masuk TV” justru karena itu gua sadar diri dan terus coba perbaikin karena suatu saat nanti gua bisa kalah dengan teman-teman lainnya kalau gua gak terus coba apalagi masi ada beberapa temen-temen comic gua yang masih harus gua kejar. Jangan takut sampai lo ngerasa mental lo down atau kecewa karena mungkin bukan lo yang dicari di panggung ini atau ada kesalahan saat audisi yang bisa lo pelajarin kalaupun lo emang tetep pengen masuk standard penilaian juri nantinya. Mungkin lo harus terima kalau memang materi lo yang terbukti di panggung luar harus ditolak. Setidaknya yang gua pelajarin dari audisi karena gua selalu dengerin komentar juri adalah kita harus mempunyai materi yang jika orang lain bawain akan susah karena tingkat emosi dan delivery harus berdasarkan diri kita atau masih ada benang merah dengan persona kita. Contoh comic yang gua bilang LPM nya tinggi banget yaitu Bintang Bete walaupun materinya sesimple dan selucu itu gua yakin ga akan ada yang bisa bawain seperti dia walaupun harus pura-pura menjadi dia.

b.   Pembelajaran
Sebenernya ini bisa kita dapat saat dengerin komentar juri (itu juga kalau juri membiarkan materinya sampe abis) tapi kalaupun enggak, mungkin bisa balik lagi ke poin awal yaitu tingkat persona dan delivery kita yang mungkin agak goyang sehingga emosi pada materi agak berkurang dari biasanya dan tedengar seperti materi yang cuma hafalan. Gua gak mau sotoy sih tapi ini yang gua pribadi ambil semoga yang gua share dari pembelajaran gua bisa sedikit melengkapi apa yang lo pelajari

Dari semuanya mungkin ada satu yang lebih global yaitu ingin masuk TV. Gua sendiri dari angkatan SUCI 3 gak bohong kita semua senang masuk TV, tapi dibalik itu ada yang namanya pengalaman karena terbukti dari gua yang bahkan dieliminasi jauh dari angka juara tetap dapat hasilnya yang significant di tahun ini sebagai seorang comic fulltime. Untuk yang awam jangan cuma sekedar mau masuk TV karena ada yang namanya komunitas StandupIndo yang bisa lo datengin untuk latihan atau nyari tau tentang gimana caranya menjadi comic dimulai dengan bergaul sama para pelakunya yang sudah lebih dulu menjadi comic. Banyak sih comic yang juga tanpa perlu latihan tapi punya materi bagus tapi pertanyaannya, apa lo punya talent seperti mereka? Lo juga harus sadar diri dengan kemampuan lo dan kelemahan lo jangan sampai asal ikut-ikutan kalo emang lo ga punya bakat seperti mereka yang bisa tanpa menulis. Bahkan dari mereka sendiri sebelumnya tetap belajar basic dari Standup Comedy dan gak asal ikutan.

Gak ada salahnya lo sekarang juga anggap standup comedy gak seperti Hiburan doang bahkan lo yang gak mau jadi seorang entertain mungkin juga bisa menganggap bahwa Standup Comedy adalah cara yang bagus untuk belajar Public Speaking yang bisa lo terapkan sehari-hari bahkan pekerjaan seperti presentasi ke klien. Bahkan ada fakta yang gua lihat dengan mata kepala sendiri ada seorang comic di Malang yang mempunyai kekurangan bukan cuma fisik saat dia berdiri tapi juga bahkan dia gak bisa bicara dengan jelas dan kita mungkin dulu gakkan ngerti dia ngomong apa. Tapi ternyata dia bisa ngomong dengan lancar dan jelas kita dengar karena dia belajar Standup Comedy. Jadi udah bukan saatnya lagi kita jadiin Standup Comedy cuma sekedar perbandingan hiburan antar comedy lainnya tapi juga bisa kita jadikan bekal ilmu bagi yang ingin mencoba. Dan jangan cepat nyerah saat kita merasa ga lucu baru sekali dua kali coba. Terus cari cara lain karena semua itu dipelajarin kok. Coba baca buku yang tepat (yang tepat yah jangan buku yang copy-an tapi malah angkat cerita pribadi).

Kalopun Standup Comedy bukan Passion lo tapi bisa lo jadikan ini sebagai pelengkap Passion lo suatu saat nanti.

Sorry kalo gua terlihat sotoy angkat tulisan ini, gua cuma share apa yang bisa gua share dan selama gua yakin tujuannya positif gua akan tetap share opini gua.