Monday, December 21, 2015

BIsnis, Prostitusi dan Cinta

Saya tidak akan membahas tentang bisnis dari dunia prostitusi tapi yang saya bahas hubungan antara ketiganya.

Bisnis sebagai sebuah kegiatan yang melakukan perdagangan baik barang maupun jasa terkadang membuat orang yang terlibat di dalamnya harus mempunyai banyak strategi untuk membuat bisnis yang dijalankan berjalan lancar. Aneh tapi nyata namun yang dapat kita ketahui Prostitusi dan Cinta bisa menjadi alasan yang sama dalam berbisnis.

Saya sendiri pernah berada di dalamnya, dengan bisnis yang saya geluti banyak sekali saya harus bisa menjamu para klien saya dengan banyaknya kesenangan semu yang dapat mereka nikmati. Saya sendiri pernah ada di keduanya baik yang menjamu maupun yang dijamu. Prostitusi adalah salah satu perjamuan yang paling mutakhir untuk beberapa klien saya, banyak project atau bahkan kedekatan diluar bisnis yang bisa membuat saya dan bisnis saya menjadi lebih lancar setelah kami keluar dari ruangan para penjaja cinta beraksi. Mungkin tempat prostitusi sangat cocok untuk disebut sebagai rumah singgah bagi para orang-orang mampu, baik mampu untuk membayar atau mampu memakai uang tempat mereka bekerja.

Prostitusi dalam sejarah merupakan pekerjaan pertama yang ada di dunia, seakan memang dibutuhkan untuk menyambung nyawa. Dan sekarang sudah menjadi kebutuhan untuk bisa menyenangkan hati orang lain yang dapat berguna dalam pekerjaan kita atau bisa disebut dengan klien. Tapi tulisan ini bukan untuk menghakimi siapapun yang berada dalam tempat prostitusi karena sayapun pernah ada dan menikmatinya. Hanya saja ada yang saya sadari saat saya sedang kerja di luar kota Jakarta yaitu Makassar. Sekali lagi saya sebagai klien di sana, dan seperti biasa banyak tawaran ke saya untuk menikmati cinta singkat khas Makassar. Saya sendiri tidak kaget dengan tawaran tersebut tapi ada satu hal yang saya pikirkan. Sebelum berangkat saya mempunyai target yang saya inginkan yaitu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dari bisnis saya ini untuk dapat hidup dengan orang yang saya cintai di Jakarta. Terlalu naïf memang jika saya membawa nama cinta yang makna dan pelaksanaannya pun terkadang berbeda satu sama lain. Tapi menurut saya sendiri saat saya berani berkata cinta terhadap seseorang itu berarti saya harus menghargai keputusan saya untuk menjalankan kata-kata tersebut.

Kembali seperti di topik awal antara Bisnis, Prostitusi dan Cinta. Semua kini berhubungan, sudah banyak para pebisnis yang berangkat kerja dengan alasan “saya lakukan bisnis ini untuk keluarga yang saya cintai” namun mereka juga mengatakan alasan mereka mau datang ke tempat prostitusi demi kepentingan bisnis mereka yang notabene mereka lakukan demi keluarga yang mereka cintai.

Aneh tapi nyata? Bisnis untuk Cinta dan Prostitusi untuk Bisnis? Namun saat ini ini saya yakin satu hal Prostitusi hanya untuk diri sendiri dan bukan untuk bisnis. Saya yakin prostitusi hanya hiburan untuk diri sendiri semata dan bisnis hanyalah kamuflase untuk membenarkan kegiatan yang dilakukan. Karena jika kita melakukan sesuatu untuk orang yang kita cintai maka keinginan untuk kita menghibur diri sendiri melalui prostitusi pun tidak akan terlintas sedikitpun untuk mau kita lakukan. Saya belajar seperti itu saat saya mengenal cinta dari orang yang tepat untuk saya cintai, tidak ada keraguan untuk menolak ajakan menuju tempat prostitusi. Saya tidak butuh hiburan semu dari sebuah penjaja cinta karena saya merasa hiburan saya yang paling saya butuhkan adalah saat saya dapat bertemu dengan orang yang saya cintai.

Bisnis dengan Sex? Pelicinkah? Saya punya pandangan tersendiri tentang kehidupan berbisnis yang mengharuskan sex sebagai pelicin. Menurut saya sendiri menyenangkan diri sendiri dengan sex menggunakan alasan bisnis adalah kamuflase dimana bisnis sendiri menjadi no.2 saat itu. Banyak agenda pribadi yang terdapat didalamnya secara tidak langsung menggambarkan bahwa klien membutuhkan bantuan professional untuk mendapatkan sex. Kebutuhan pribadi masing-masing hanya saja jangan lupakan tanggung jawab kepada setiap ucapan yang keluar dengan mengatakan bahwa berbisnis untuk keluarga yang dicintai, karena di dalam kata-kata tersebut ada kepercayaan keluarga bahwa pemimpin rumah tangganya sedang berjuang atas nama cinta. Kesenangan manipulasi agar salah satu pihak merasa terlayani dengan baik justru hanya memperlihatkan siapa diri kita sebenarnya.

Sekali lagi saya tidak menghakimi, ini hanya fakta yang sering terjadi di luar sana. Saya sendiri bukan orang yang cukup baik untuk berbisnis, namun untuk urusan sex saya mempunyai pandangan tersendiri.


Menurut saya, Sex bukan untuk kuantitas, tapi untuk kualitas.

Saturday, August 22, 2015

SURATKU… KE - 3

BULAN 5 MINGGU 2

Dear Kucay,

Udah 5 Bulan yah Cay ternyata, maaf yah beberapa bulan ini aku enggak pernah kirim surat ke kamu. Yah walaupun kalo aku kirim pun kamu belum tentu baca.  Tapi aku di sini masih dalam tahap penyesuaian untuk aku sendiri tanpa kamu. Dan hari ini aku benar-benar merasa Uring-uringan banget. Aku harus banyak cerita nih sama kamu.

Jadi gini Cay, mulai beberapa bulan belakangan ini aku jarang banget pulang. Mungkin hampir enggak pernah. Banyak banget kesibukan aku atau lebih tepatnya menyibukkan diri. Mungkin ini salah satu cara aku melupakan kamu. Dan hari ini ditengah aku meeting Kakak aku telp Cay, dia kasih tahu aku kalau Papa aku sakit. Papa memang udah kena Diabetes dari dulu dan akhir-akhir ini kondisinya terus menurun. Aku kuatir Cay, setelah meeting aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Dan benar, aku melihat kondisi Papa semakin kurus. Dia masih mau beraktifitas seperti biasa tapi menurutku itu cuma cara dia memaksakan dirinya sendiri. Saat aku liat Papa aku cuma bisa duduk di meja makan dan melihat dia yang terus-terusan Nyari aktifitas yang menurutku enggak jelas. Mungkin itu cara Papa menghilangkan rasa sakitnya. Tiba-tiba Papa diam dan menghampiri aku ke meja, dia Tanya tentang kerjaan aku, mungkin itu adalah kali pertama aku ngobrol sama dia setelah 2 tahun belakangan ini aku jarang ada di rumah. Obrolan kami cukup serius, aku cerita lumayan banyak mengenai kerjaan aku, Papa tidak terlalu kasih masukkan soal kerjaan aku, dia lebih memberi banyak wejangan tentang semangat kerja agar aku lebih bisa semangat dan terus mencapai yang aku mau. Papa ajak bicara seperti itu karena dia sendiri sudah banyak mengalami kegagalan yang dia tidak mau aku dapatkan. Ini kali pertama Papa minta maaf karena dia merasa tidak bisa membantu banyak perihal masa depan aku dari sisi akademis karena dia memang tidak mampu menyekolahkan aku yang tinggi. Tapi disatu sisi aku tidak pernah menganggap begitu, aku selalu merasa kalau saja aku lahir dari keluarga yang berada mungkin aku tidak tahu gimana rasanya berjuang buat hidup aku sendiri. Papa telah mengajarkan bahwa hidup belum tentu seperti yang kita mau, tapi kita bisa dapat apa yang kita mau selama kita tidak berhenti untuk hidup.

Aku begitu menikmati obrolan Ayah-Anak yang kami lakukan, sampai pada akhirnya Papa menanyakan hal yang menurutku itu hanya ungkapan sebagian keinginan dia. “Belum kepikiran buat Nikah?” Tanya Papa. Pertanyaan ini enggak bisa aku jawab, sampai Papa melanjutkan, “Papa mau liat kamu dapet apa yang paling pantas buat kamu dan masa depan kamu, walaupun papa ingin lihat lebih dulu bahwa kamu sudah menjadi orang yang pantas untuk masa depanmu sendiri”. Aku diam, selama ini aku pikir Papa hanya orang yang membiarkan hidupku apa adanya tanpa harapan lebih tapi ternyata dia tidak secuek itu. Memperbaiki hidupku menurut dia adalah cara untuk memperbaiki keluarga ini juga. Di umur 28 tahun ini aku memang mulai menyadari bahwa sudah saatnya aku memiliki tanggung jawab lebih dan bukan hanya hidup untuk diri aku sendiri. Mungkin jawaban itu bisa aku jawab dengan cepat kalau saja kamu ada di sebelah aku saat itu, tapi itu udah enggak mungkin.

Seluruh keluarga aku mungkin udah menunggu siapa yang aku pilih buat jadi pasangan aku nanti. Mereka menunggu aku untuk benar-benar mempunyai pilihan yang tepat dan mampu membuat aku menjadi lebih maju. Sejujurnya mereka sempat merasa tenang beberapa tahun yang lalu karena mereka pikir aku sudah mempunyai pasangan yang bisa ada di hidup aku. Ya enggak salah juga, karena beberapa tahun yang lalu aku menjalani hubungan yang cukup serius dengan seorang perempuan yang sangat amat baik menurutku dan sudah amat sangat dekat dengan keluargaku, seorang malaikat yang sanggup mengerti apapun kondisi aku dan juga lemah lembut. Namun kondisi aku saat itu belum siap dan aku hanya sering membuat dia sakit, ditambah dengan kesibukkan aku yang saat itu enggak bisa kasih perhatian lebih ke dia sampai akhirnya kondisi salah paham terjadi dan dia merasa aku enggak perhatian ke dia karena aku sudah mempunyai yang lain. Pemikiran itu tidak salah juga karena aku memang sibuk dengan yang lain tapi berwujud pekerjaan dan bukan perempuan. Disaat itu aku memutuskan untuk terima keputusan dia tanpa bisa ketemu langsung dan hanya lewat telp atau SMS. Sedih banget tapi aku tahu kalau aku juga belum bisa buat dia bahagia dengan cara aku saat itu dan dia berhak mendapatkan kebahagiaannya dengan lepas dari aku, aku enggak bisa menyakiti dia lebih dari itu. Perasaan menyesal datang setiap saat.

Dan Sekarang keluarga aku mulai meminta aku untuk menemukan orang yang tepat buat aku agar aku bisa memutuskan untuk menikah. Menurutku enggak segampang itu untuk aku memutuskan menikah. Karena aku tahu aku masih belum banyak kesiapan tapi aku juga tidak bisa membuat Papa terus-terusan menjadikan aku beban pikiran dia lagi.

Mungkin ini memang sudah saatnya untuk aku keluar dari kondisi diri aku yang seperti ini. Mungkin setelah menulis surat ini aku harus hubungin Raffie, walaupun terkadang yang di kepalanya Raffi hanya senang-senang tapi dia adalah orang yang mempunyai banyak ide. Semoga ide dia kali ini bisa membantu yah Cay.


Cay, jangan marah yah sama cerita aku. Kamu tau kan aku hanya bisa cerita ini sama kamu. Masih akan ada banyak cerita lagi nantinya kok. Jangan kapok yah bacanya. Aku hanya cerita bahwa aku sudah pernah kehilangan Malaikat sebelumnya dan kamu yang sekarang sudah menjadi malaikat tanpa aku sempat merasa artinya memiliki. Kehilangan sosok Malaikat bukan hal yang mudah.  

Monday, March 2, 2015

SURAT KE-2 KU....CAY

 BULAN 1 MINGGU 2



Dear Kucay,

Gimana keadaan kamu di sana? Pasti tetap sehat kan? Ku yakin Tuhan gak akan buat kamu sedih dan sakit lagi di sana. Cay, udah 1 minggu ini teman-temanku ajak aku jalan terus. Mungkin karena aku masih sering bengong kali yah cay. Gak tau nih, aku masih selalu inget sama kamu, terkadang aku merem aja inget senyum kamu. Huh, kamu itu emang senyumnya selalu hidup yah di ingatan aku, hasik gombal hehehe. Kamu gitu juga gak di sana? Hehe…

Cay, aku dikenalin banyak temen baru lho. Kamu masih inget Raffi kan? itu lho cay, temen aku yang paling sering gangguin aku kalo telpnan sama kamu. Aku pernah tunjukin ke kamu kok waktu kita skype. Yang botak, gendut dan ngomongnya tengil. Lucu banget deh cay dia itu, diantara temen-temennya dia kan yang paling gendut cay sama paling pendek. Tapi dia itu kalo sama temen-temennya ternyata marah-marah terus Cay. Bayangin aja Cay yang tingginya 180 aja takut sama si Raffi yang tingginya cuma 165 lho Cay, dia itu kalo marah udah kayak hobi. Hihi.

Nah, jadi ceritanya kemaren itu dia bilang sama aku 
“Dim! Lo mending ikut gua daripada pulang kerja cuma bengong doang di rumah”
 aku Tanya kan cay “Mau kemana emangnya?” 
Terus dia jawab “Nge-wine aja yuk”, 
tapi ternyata sampe sana udah ada temen-temennya. Bete sih tapi yaudah aku ikut ajalah menikmati keadaan di sana. Si Raffi sibuk sama temen-temennya Cay dan aku ditinggal sendirian. Ya ampun Caaaay, aku pikir itu café biasa cay. Tapi ternyata pas aku tau itu Bar tempat banyak cewek-cewek bayaran gitu Cay. Nah satu persatu mulai dateng tuh cewek-cewek bayaran yang temenin Raffi dan temen-temennya, awalnya sih aku cuek aja Cay tapi sekitar 30 menit kemudian ada cewek yang datengin aku. Pakaiannya sopan sih Cay dan cewek itu juga ajak aku ngobrol biasa Cay, yaudah aku juga ngobrol biasa. Cuma lama kelamaan aku mulai risih Cay, karena aku pikir kok dia mulai nyender-nyender ke aku yah? Aku pikir cewek itu mabuk Cay, tapi aku liat dari awal dia minum enggak banyak, aku mulai curiga dari situ tuh Cay. Kecurigaan aku terbukti, ternyata cewek itu juga cewek bayaran Cay! Aku tau setelah cewek itu bilang kalo dia dibayar Raffi untuk temenin aku di sana. Aku marah lah Cay! Aku tinggalin cewek itu dan aku langsung ke depan mukanya Raffi. Aku bilang ke dia kalo dia udah kelewatan. Bukan begini caranya bikin aku lupain kamu. Agak gak enak sih ku marahin dia kayak gitu tapi yaudahlah ya cay, dia juga harus tau kalo bukan gini caranya.

Setelah dia minta maaf aku pamit pulang. Aku pulang sebenernya bukan karena kelakuan Raffi sih Cay, tapi karena tiba2 aku inget banget gimana kamu gak mau aku mabuk dan aku jadi menyesal sendiri karena aku tadi mulai mabuk padahal kamu udah enggak ada. Aku inget banget gimana kamu gak mau aku masuk ke dalam club sama temen-temen aku waktu aku lagi di Semarang. Kamu ajak aku telponan selama mungkin sampe akhirnya kamu baru jujur kalo kamu minta aku temenin di telepon waktu itu ternyata bukan karena kamu lg gak mau sendirian di kamar, tapi karena kamu enggak mau aku masuk ke dalam club-nya nyusulin temen-temen aku. Hehehe, Cay kamu lucu banget saat bilang itu, kamu yang gengsian bisa juga akhirnya ngelarang aku untuk mabuk. Akhirnya aku nurutin kamu dan jam 2 aku baru masuk ke dalam club. Pastinya dengan janji supaya aku enggak macem2 kayak mabuk atau deket2 sama cewek di dalam. Ya sebenernya gausah janji juga pasti aku lakuin kok, kan jam 2 juga aku baru masuk, mau ngapain aku di dalam Cay? Hehe.. Becanda Cay, jam berapapun aku pasti gak akan ngapa2in kok. Masuk ke dalam aja aku malah kasih kamu foto anak-anak di dalam, ngasih bukti kalo aku emang bener enggak macem-macem. Sumpah aku seneng banget malam itu Cay kamu bisa jujur kalo kamu kuatir aku yang nakal di sana, padahal kamu tau banget kalo itu adalah moment yang lumayan penting buat aku sama temen2 aku di sana, dan yang bikin aku lebih seneng lagi kamu bisa buat aku nurut sampe aku bener2 hindarin semuanya. Tapi, ada satu hal yang buat aku sedih banget saat itu, ditengah2 pembicaraan kita, sekitar jam 23.00 saat kita telepon malam itu kamu nangis Cay. Kamu nangis karena kamu enggak suka dengan kata2 aku yang bilang kamu “kurang ajar” walaupun saat itu aku bercanda tapi buat kamu kata "Kurang Ajar" itu terlalu nyakitin buat kamu untuk keluar dari mulut aku. Kamu nangis karena kamu shock banget saat itu. Aku yang pikir kamu juga bercanda nangisnya mulai panik karena ternyata kamu beneran nangisnya. Maafin aku Cay, itu pertama kalinya aku buat kamu nangis dan aku bener2 nyesek sama diri aku sendiri. Aku sadar gimana halusnya perasaan kamu sebenernya, kamu yang mempunyai watak keras dan kepribadian mandiri yang amat sangat hebat di mata aku, ternyata juga mempunyai sisi halus seperti itu. Saat aku tulis surat ini ke kamu, aku masih amat sangat ngebayangin kamu yang nangis saat itu, Cay semenjak saat itu aku janji enggak akan buat kamu nangis kayak gitu lagi. Aku tau kamu enggak pernah suka kata2 janji seperti itu, tapi aku bilang begitu karena aku emang enggak mau ulangin lagi. Kamu tau gimana aku paniknya saat itu kan? kamu tau Cay, aku bahkan bener2 minta maaf banget karena aku tau kamu orangnya gampang ilfil. Saat itu aku bener2 takut kehilangan kamu atau dijauhin kamu karena kesalahan seperti itu. Aku tau banget Cay.

Dan ketakutan itu sekarang menjadi bayang2 buat aku Cay dengan perginya kamu, kamu yang udah enggak ada sekarang entah kenapa buat aku kamu selalu ada. Setiap saat aku masih tetap percaya kamu masih ada. Setiap malam aku masih percaya telp aku bunyi di jam yang sama seperti dulu dan kita bicara berjam2 sampe salah satu dari kita mau jujur kalau kita udah ngantuk. Kamu masih ada kan Cay? Bener kan? setidaknya dalam ingatan aku Cay, karena kamu belum ajarin aku gimana caranya aku bisa lupain kamu.

Oh iya Cay, itu gambar kamu lho Cay yang aku buat pake tangan aku sendiri. Mungkin kamu bingung itu gambar yang mana, itu gambar yang aku foto kamu pas kita lagi skype dan kondisinya kamu lagi di kasur, yang warna kuning itu selimut kamu Cay, udah inget belum? Itu hari2 pertama kamu mulai pindah ke kamar baru kamu Cay. Hehehe aku sering diliatin aneh sama temen2ku Cay kalo mulai gambarin kamu. Emang aneh yah Cay? Ya mungkin aneh aja sih sampe segitunya, tapi aku harus gimana Cay? Cuma ini caranya aku, buat obatin kangen aku Cay. Kalo udah mulai kangen kamu aku pasti cari sesuatu yang bisa aku lakuin dan menurut aku buat suatu karya adalah cara positif, soalnya nanti aku malu kalo kamu liat aku cuma bisa diem aja. Jadi mendingan aku buat sesuatu yang menurut aku positif untuk kangenin kamu Cay. Aku akan terus buat kamu tenang Cay dan buat kamu yakin apapun yang aku lakuin disini pasti karena ada kamu dalam setiap pikiran aku Cay. Pasti Cay..


Ku yakin kamu pasti baca ini Cay…

Monday, February 9, 2015

SURATKU…CAY

BULAN 1

Dear Kucay,

Hari ini kamu apa kabar, Cay?  Sebelumnya aku minta maaf karena aku hanya bisa menulis lewat surat ini yah, cay, aku belum bisa menyusul kamu untuk terus ada di sisi kamu. Aku tau mungkin aku enggak bisa komunikasi dengan kamu seperti biasanya dulu. Tapi, aku sekarang tahu caranya yaitu dengan surat ini. Walaupun mungkin surat ini enggak akan terbaca lagi sama kamu.

Cay, semenjak kamu pergi, Aku sempat merasakan yang namanya jatuh banget lho. Tapi aku tau, aku gak bisa begini terus, aku harus bangun dari tempat tidur. Aku ga bisa terus2an bikin kamu enggak tenang dengan sedihnya aku. Dan aku tau kalo kamu masih ada di samping aku sekarang, kamu gak akan mau untuk hidup sama aku yang lemah di mata kamu. Kamu enggak mungkin mau hidup dengan aku yang tidak punya kemajuan apapun di hidup aku.

Di surat ini aku akan menunjukkan bahwa aku masih terus jalan dengan adanya kamu di ingatan dan hati aku. Kalau kamu bisa baca mungkin kamu akan bilang aku berlebihan tapi demi apapun yang kamu mau, inilah aku. Sekarang aku mulai kerja seperti biasa dan aku juga membangun mimpi aku dari awal tanpa kamu. Dengan semua cita-cita kamu yang dulu pernah aku dengar dari mulut kamu sendiri, aku mulai membangun mimpi bahwa aku akan lebih baik dari mimpi kamu. Aku akan mengejar semua prestasi kamu yang selalu kamu banggakan. Aku akan menaikkan taraf hidup aku seperti kamu dulu.

Sekarang kamu sudah ada di tempat dimana kamu setiap hari bisa melihat awan yang menutupi bumi tempat kamu berpijak. Aku tau kamu enggak bisa melihat aku di balik awan, di sana karena kita terlalu jauh. Tapi aku tau suatu saat nanti aku akan ada di tempat yang sama dengan kamu.

Kucay, sekarang aku mulai aktif kerja lagi. Aku mulai ketemu dengan semua temen-temen kerja aku lagi. Mereka enggak tanya apapun ke aku, mungkin mereka udah tau gimana perasaan aku semenjak enggak ada kamu. Mereka baik banget lho! Mereka enggak pernah biarin aku bengong sendiri, mereka selalu ajak aku ngobrol setiap aku mulai bengong lagi. Mereka ngebanyol bahkan sampai salah satu temen aku yang belum kamu kenal dan biasanya pendiam ikut-ikutan lho. Temen-temen aku baik yah, Cay.

Kucay, aku mulai fokus dengan kerjaan aku hari ini bahkan aku juga buat catatan kecil untuk hal-hal yang akan terus aku kejar. Kamu dulu tau aku selalu ingin terlibat di dunia perfilm-an baik di depan maupun di belakang layar kaca kan Cay. Aku akan kejar terus mimpi aku karena aku tau Cay, bahwa kamu juga akan terus kejar surgamu di sana. Aku udah buat catatan dimana aku harus kejar target-target kecil aku dan gak cuma itu, aku juga akan mulai nabung untuk buka usaha kecil aku yang pastinya nanti akan jadi besar. Aku mau buat tempat cuci mobil Cay yang ada tempat makanannya hehehe.. kamu pasti seneng kan denger cita-cita aku yang ini? Aku yakin pasti terbukti, aku laki-laki dan aku gak akan pernah kalah dengan semangat kamu. Kucay, bantu aku yah, setidaknya Kucay pasti bisa ikut bantu dengan sampaikan doa2 aku dari sana kan, Cay? Mau dong pasti, hehe.

Kucay, di hari aku mulai kerja lagi aku pulang agak larut. Ternyata capek Cay udah lama gak kerja membabi buta begini. Badan aku agak capek sih tapi aku pulang ke tempat komunitas aku dulu tadi Cay. Aku mau ketawa-ketawa, Cay, karena kamu tau kan komunitas aku tempatnya orang-orang bercanda. Ya, seperti dugaan aku Cay mereka bener2 orang gila, Cay, akhirnya aku bisa ketawa lagi walaupun belum sampe perut aku sakit sih, Cay. Cay, mendadak saat aku bercanda di sana tadi, aku inget lho  Cay dulu waktu awal-awal aku deket aku main plesetan dan kamu sama sekali enggak ketawa malah kamu sebel sama aku. Kamu inget juga kan, Cay? Pasti inget dooong kan akhirnya kamu ikut-ikuan, Cay. Kita becanda-becanda dan ketawa-ketawa sampe pagi padahal cuma lewat online. Ah rasanya indah banget dulu, kita bebas bicara apa aja. Eh, tuh kan Cay aku jadi inget kamu lagi padahal aku mau bahas temen-temen aku. Ah, Kucay sih aku jadi bahas kita lagi kan, hehe.

Aku pulang akhirnya jam 12 Cay sampe rumah. Ah, kalo kamu masih ada nih pasti aku diomelin kamu. Karena kamu bisa ilfil kalo aku kebiasaan pulang malam. Hehe.. hari ini aja kok cay, yaaah kalo ada hari-hari lain yang penting aku gak akan kebiasaan kok. Cay aku pulang langsung bikin coklat panas, enak deh cay sebelum tidur. Dan sekarang aku udah dikasur nih Cay, aku tulis surat ini di kasur kamar aku, Cay.

Kucay, makasih banyak yah Cay ternyata kamu yang banyak ajarin aku, terima kasih udah singgah dihidup aku, Cay. Semua pemikiran kamu dan mimpi-mimpi kamu menjadikan aku lebih dewasa. Kucay, aku kangen kamu, Cay.  Semua tawa yang lahir dari gengsi kamu enggak bisa aku lupain Cay, tangisan yang pernah aku buat ke kamu juga enggak bisa aku lupain karena itu adalah hal yang paling aku sesalin sampai saat ini.

Cay, aku bangkit karena kamu, Cay. Kamu bisa dengerin doa-doa aku kan, Cay? Kamu bisa kan, Cay? Cay, kalau kamu sempat, lihat aku yah dari sana. Saat kamu lihat aku akan aku pastikan yang kamu lihat adalah senyuman aku, Cay. Aku akan terus tersenyum untuk kamu. Aku ga mau buat kamu enggak tenang dengan keadaan aku yang terpuruk. Aku mau bahagiakan kamu walaupun tanpa kamu di sisi aku lagi. Kalau ada yang Tanya apa aku bisa lupain kamu? Aku yakin aku akan jawab enggak. Gimana aku bisa lupain kamu, Cay? Kamu tau, Cay? Tanpa perlu aku tidurpun, disaat aku pejamkan mata disitu ada wajah kamu.

Cay, surat seperti ini akan aku tulis terus untuk kamu. Kamu akan tetap jadi orang pertama yang tau semua cerita aku. Kamu dulu minta aku janji untuk selalu terbuka kan dengan kamu? Aku akan terus buktiin ke kamu cay bahwa aku pasti akan selalu terbuka ke kamu walaupun kamu enggak ada lagi buat aku. Aku yakin suatu saat kamu baca surat ini, iya kan, Cay? Cay? Aku boleh anggap kamu jawab iya? Enggak apa-apa kan, Cay? Kucay di sana enggak bobo kan? Cay, aku sekarang mulai olahraga lho aku mau jaga kesehatan kamu supaya kamu enggak perlu kuatir lagi di sana. Kucay, “kita” masih ada kan? Sampe saat kamu pergi kita belum ucapin perpisahan. lagipula terlalu indah buat kita pisah, Cay.

Aku udah siapin pertanyaan buat kamu lho saat aku nanti ketemu kamu. aku cuma mau tanya “kenapa kamu harus pergi setelah aku kenal yang namanya Cinta?” kenapa? Kenapa rasa kehilangan segini pahitnya?  Ini pertanyaan yang selalu aku tanya dalam setiap doa aku, Cay, tapi Tuhan belum jawab, Cay.  Nanti kita tanya bareng-bareng yah, Cay.

Ternyata untuk berhentiin air mata saat nulis surat ini susah yah..


Aku kangen kamu, Cay…