Tuesday, January 20, 2015

Berdiri untuk apa?

Mungkin ini adalah kesekian kalinya gua bahas Standup Comedy di blog gua, tapi inilah dunia gua. Gua sendiri mungkin Standup Comedy bukanlah satu-satunya yang gua geluti karena gua masih mempunyai pekerjaan dibidang EO, tapi EO pun hanya salah satunya karena gua juga menjalani beberapa pekerjaan lain yang semuanya menurut gua adalah hasil pengembangan dari Standup Comedy. Inilah kenapa gua angkat Standup Comedy
kembali karena gua MENCINTAI dunia ini dan bukan hanya sekedar tempat mencari rezeki.

Ada yang salah dengan mencari rezeki dari Standup Comedy? Tidak ada. Tidak ada yang salah dan sangat amat tidak salah. Lalu kenapa gua bahas ini? Okey gua akan jabarkan melalui pendapat gua.
Menurut gua Standup Comedy adalah hobi yang membuat gua mempunyai tempat untuk bercerita dengan cara komedi. Hobi atau kegiatan yang gua lakukan ini, perlahan menjadi Passion buat gua. Karena gua melakukan ini atas dasar cinta terhadap bidang ini. Gua adalah salah satu founder dari sebuah komunitas Standup Comedy yang berada di Tangerang, komunitas yang mempunyai akun @standupBTS (Bintaro-Tangerang-Serpong). Awal mula gua mendirikan ini adalah gua
ingin ada tempat latihan (atau yang biasa disebut OpenMic) yang paling dekat dengan rumah gua. Gua sangat menikmati saat opening StandupBts dilakukan dan mulailah dari saat itu banyak comic-comic baru bermunculan. Pasang surut openmic di StandupBTS bukan hal aneh yang terjadi di komunitas gua karena sering terjadi, mulai dari comic yang lebih banyak dari penonton padahal waktu itu comic yang datang cuma 5 orang, sampai penonton ada dan comicnya yang enggak ada.
Pernah juga bahkan Comic ada dan Penonton sudah mulai banyak tapi minggu depannya tempat openmicnya yang tidak ada. Namun seiring waktu karena luasnya area yang dimiliki oleh StandupBTS maka komunitas ini menjadi salah satu komunitas di Indonesia yang mempunyai 2 tempat openmic karena kami dari Tangerang Kota mulai banyak pecinta standup comedy namun terlalu jauh bagi mereka untuk datang ke Bintaro. Hal-hal seperti ini bukan hanya dialami oleh komunitas StandupBTS saja
namun juga dialami oleh komunitas lain diseluruh Indonesia.

Okey mumpung gua tulis mengenai tempat openmic ga ada salahnya kalo gua sedikit menceritakan beratnya sebuah komunitas dengan openmicnya atau mungkin lebih baik kalau gua sebut serunya. Kenapa seru? Karena dari beberapa tempat openmic seluruh Indonesia tidak sedikit menghasilkan beberapa comic yang mempunyai nama besar. Bayangkan dari sebuah komunitas kecil yang terkadang tidak diperhatikan dari beberapa café tempat openmic malah mempunyai comic-comic besar yang sekarang sudah keliling nasional untuk membawakan materinya, padahal dulu banyak pemilik café yang tidak mau mendengarkan materi comic-comic. Dulu gua pernah openmic di Cirebon, kota asal comic SUCI4 yang bernama Yudha Khan dan saat itu gua openmic diatas meja di tempat openmicnya yang hanya di bawah tenda di salah satu tempat pinggiran lapangan futsal tapi di Cirebon. Mereka tetap menikmati openmicnya dan mempunyai penonton tetap, juga Comic-comic loyal terhadap komunitas. Ini hanya salah satu dari komunitas yang gua tau juga pernah openmic di sana dan gua yakin seluruh komunitas Standup Comedy di Indonesia pasti mempunyai pengalaman pahit yang mungkin nanti masih akan mereka hadapi. Tapi apa yang bisa membuat mereka bertahan? Kembali lagi karena cinta mereka terhadap dunia Standup Comedy. 

Mungkin tidak semua materi bisa dinikmati saat openmic namun gua yakin Openmic juga membantu pihak café untuk lebih dikenal. Secara bisnis, pihak café akan lebih untung karena mendapatkan talent gratis tanpa biaya operasional yang besar karena hanya membutuhkan soundsystem yang minim dan juga mereka akan mendapatkan crowd baru, karena seiring bertambah besarnya Standup Comedy di Indonesia maka akan bertambah juga pecinta Standup Comedy dari setiap kota yang
akan mencari tempat openmic untuk mereka latihan atau sekedar menonton secara live. Bukankah secara bisnis Standup Comedy bisa menjadi alternative hiburan yang jauh lebih murah dari Band Akustik yang harus dibayar setiap bulannya? Dibeberapa kota besar seperti Surabaya,Malang,Bogor,Bekasi, dll. Bahkan sudah mempunyai massa tetap yang terus berdatangan sehingga Openmic selalu ramai dan menjadi salah satu icon acara mingguan bagi tiap cafe secara gratis. Jika dilihat secara
bisnis membantu perkembangan Standup Comedy lokal adalah salah satu keuntungan bagi pihak café. Semoga tulisan ini juga ada yang baca dari pihak café.

Setelah gua bahas tentang susahnya para Standup Comedy City Founder atau Admin dan juga ketua Standup Comedy di setiap daerah mendirikan dan menjaga Openmic untuk terus berlangsung. Mungkin sekarang saatnya gua bahas comicnya. Kami (para pendiri Komunitas) yang mendirikan komunitas karena menyukai Standup Comedy adalah orang yang paling tau bagaimana pasang surutnya comic yang naik ke atas panggung Openmic. Gua sendiri mempunyai beberapa comic yang naik ke atas panggung lalu menghilang lagi. Ada yang sudah 2 tahun mengikuti kegiatan openmic di komunitas namun selama 2 tahun total diatas panggung hanya 10 menit. Ada juga yang setelah masuk tv lalu menghilang. Bahkan ada juga yang karena akhirnya ngerasa gak mirip atau gak lucu dengan comic yang dia ikutin dari TV terus menghilang gitu aja. Gua gak masalah cuma yang mau gua bilang kalau mereka serius Standup Comedy bisa dipelajarin karena gua sendiri juga gak lucu-lucu amat tapi gua tetap latihan supaya gimana caranya gua mendapat tawa di atas panggung.  Mungkin gua adalah orang yang gak peduli apapun pendapat orang yang penting gua tetap belajar dan terus usaha. Kenapa gua bilang usaha? Karena gua tau akan ada yang lebih lucu dari gua nantinya tapi bukan berarti gua juga gak mau jadi bertambah lucu dari sebelumnya. Gagal di atas panggung sering. Di cap ga lucu sebelum naik panggung juga sering. Tapi bukan berarti gua berhenti Standup. Gua adalah alumni suci 3 yang bukan juara dan bahkan bukan 5 besar, dicap enggak lucu dari orang-orang karena gua dieliminasi diawal juga ada, tapi bukannya gua sendiri masuk suci 3
mengalahkan ratusan orang saat itu? Kata-kata ini setidaknya obat terbaik gua. Gua pun juga tetap ada job untuk standup atau job karena gua standup seperti skenario dll. Kalaupun job gua ga sebanyak yang lain trus kenapa? Gua masih bisa kerja yang lain kan? Bukannya dulu  sebelum gua Standup juga gua udah punya kerjaan. Apa gua harus berhenti Standup? Gua Standup karena gua hobi dan gua cinta dunia ini. Dunia dimana komunitasnya selalu memikirkan ketawa dan memaksa kita mempunyai sisi pandangan juga pemikiran lain tentang sebuah masalah atau keresahan, maka sangat disayangkan jika ada konflik yang terjadi dari dalam dunia Standup. Karena semua masalah diatas panggung Standup biasanya diselesaikan dengan suara tawa. Kembali lagi ke awal dengan cerita gua soal susahnya mendirikan Standup dan latihan berulang karena rasa suka dengan Standup. Menulis materi lucu bukan hal mudah walau mungkin mudah untuk beberapa orang, jadi ga
ada alasan untuk kita sia-siakan waktu yang udah pernah ada.

Gua kemarin denger salah satu materi comic yang bilang "gua udah 4 bulan ikut standup comedy dan belum pernah masuk TV" baru 4 bulan dan dia udah resah? gimana yang udah lebih dari 1 tahun? Dari awal gua ikut Standup Comedy gua gak pernah berharap untuk gua akan masuk TV, gua cuma berharap kalo gua masuk TV gua akan dipanggil lagi. Bukan karena gua mau terkenal tapi kalo TV mau manggil gua lagi berarti kualitas gua dianggap ada. Yang justru gua sayangkan adalah mau Standup karena cuma mau masuk TV dan akhirnya nyerah. Gua gak mempermasalahkan tujuannya, gua cuma menyayangkan kenapa nyerah? Tapi yang lebih disayangkan kalo sudah masuk TV dan merasa ada yang lebih baik dari mereka trus ujung-ujungnya berhenti padahal dulunya mulai karena hobi bukan karena popularitas. Mungkin juga kalo kita terkenal dan hidup jauh lebih baik akan membuat kita berbeda dari sebelumnya cuma karena ketidaksiapan kita hidup dengan penuh expose sampai lupa dengan apa yang membesarkan kita. Padahal dulunya kita mulai karena hobi atau merasa passion.  

Saat tulisan ini dibuat Suci5 baru mau mulai dan sudah dipilih nama-nama comicnya. Tapi sebelum nama-namanya terpilih gua pernah mendengar kata-kata "kalau gua gak masuk atau eliminasi diawal gua paling kerja blablabla.." terus ga mau Standup lagi? Salah satu temen
gua yang juga Comic bisa menjadi contoh, yaitu Uus dia dieliminasi diminggu awal dan sekarang dia menjadi naik namanya bahkan menjadi host di acara Suci. Apa itu karena dia nyerah? Untuk orang-orang yang ikut Suci bukannya dulu juga orang biasa yang punya kegiatan lain dan ikut openmic karena hobi? Sama seperti hobi bola dengan main futsal, tanpa perlu masuk timnas lapangan futsal tetap rame dan gua belum pernah denger ada orang yang bilang "ah main futsal ga ada duitnya dipanggil timnas juga enggak! Mendingan gua main karambol ajalah! Saingannya dikit!". David Nurbianto comic dari komunitas gua yang salah satu sahabat baik gua yang pernah gagal di audisi Suci3 tapi dia menjadi sekarang bergelar juara di Suci4.

Sempet ada pertanyaan dari gua saat melihat audisi Suci5 kemarin "kok bisa ada sebanyak ini yang ngerasa Standup Comedy-an tapi gak pernah ada di openmic?". Dari jakarta saja ada ratusan orang dan bahkan jika ditotal dari keseluruhan kota berarti ada lebih dari 1000 orang yang mendaftar audisi. Tapi justru 75% bukanlah comic yang sering openmic, kebanyakan dari mereka adalah orang baru yang audisi karena ingin ada di TV. Ternyata memang banyak yang menganggap dirinya lucu tanpa perlu Openmic di Indonesia. Walaupun lebih banyak yang menganggap suaranya bagus dan ikut Indonesian Idol sih.

Mungkin lebay tapi gua cukup takut Standup Comedy kehilangan passionnya. Menurut gua Suci bukan cuma sekedar menjadi juara tapi juga sebenernya tempat belajar. Dari audisi juga bisa menjadi tempat belajar bahkan jika gagal. Saat gagal audisi mungkin kita bisa belajar bagaimana caranya lapang dada, kita bisa belajar untuk menulis dengan materi yang
lebih baik atau belajar cari kerjaan lain. Suci bukanlah surga bagi para comic tapi jadikanlah salah satu tujuan positif dari kerja keras diStandup Comedy. Kalau kita bagus nantinya juga kita bisa maju dengan cara lain. Karena banyak yang tanpa Suci tapi bisa juga hidup di Standup Comedy. Lagian Suci juga bukan tempat yang mudah untuk menjadi juara karena banyak hal yang harus kita siapkan. Dan jika tidak ada rasa passion pasti akan semakin berat. Gua menulis ini karena berharap tetap adanya Standup Comedy yang semakin membaik dan Suci adalah salah satu ajang untuk mengetes potensi Standup kita apakah kita memang pantas untuk juara atau tidak. Harus diakui juga bahwa Suci juga membuat Standup Comedy menjadi lebih besar tapi jika gagal baik di Suci atau dimanapun jangan cepat menyerah. Dan Kalo memang ada yang menganggap bahwa Suci seperti Surga bagi para Standup Comedy-an maka jangan lupa dengan konsep pertanyaan "jika Surga tidak ada
apakah kalian akan mau berbuat kebaikan?" sama dengan Standup Comedy "jika Suci tidak ada apakah kalian akan tetap mau menjadi comic?".

Friday, January 2, 2015

Selamat Tahun Baru

Selamat Tahun Baru! Yak, ini adalah ungkapan basa-basi diawal tahun. Ungkapan yang sebenarnya hanya ada dinikmati saat kita proses pergantian tahun. Waktu yang seakan-akan memberikan izin untuk kita melakukan pesta atau hingar bingar. Merayakan sesuatu yang hanya berubah secara tanggal dan tidak signikan perbedaannya. Acara tahun baru gak pernah buat gua dari jam 23.59 ke 00.01 menjadikan gua orang yang berbeda dari sebelumnya, enggak membuat perbedaan apapun. Gak ada yang baru hanya dalam waktu sedekat itu tapi cara menyambut kita seakan-akan perubahan itu akan terasa dengan cepat. Gua sih mau aja pesta besar-besaran dan bayar mahal untuk merayakan tahun baru tapi setelah gua hitung mundur terus teriak 3…2…1… SELAMAT TAHUN BARUUUUUUU!! Dan 2 menit kemudian gua naik jabatan.



Banyaknya acara yang yang diadakan untuk merayakan tahun baru, tidak sedikit yang memaksa pengunjungnya harus bayar mahal untuk mengikuti acara tersebut. Bayangkan ada yang bayar sampe 3 juta rupiah untuk acara tahun baruan bahkan mungkin lebih. Dan mereka bayar semahal itu cuma untuk menonton ratusan kembang api di udara dan sisanya acara biasa yang bisa dinikmati tanpa perlu tahun baru. Padahal kalo cuma kembang api aja mereka bisa nikmatin di hari lebaran, emang sih bedanya gak ada hitungan mundur. Misalkan, SEPULUH!!.. SEMBILAN sampai TIGA!!... DUAAAA!!...SATUUUUU!!!! MINAL AIDIN WAL FAIDIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIIIIN!! Kalau emang ada yang merayakan lebaran dengan hitungan mundur itu cuma tukang minta-minta di lampu merah senen! Itu juga ngitungnya dari DUA RATUS! Kalau cuma menikmati hitungan mundurnya, berarti uang 3 juta itu cuma untuk 10 detik? Bayangin 3 juta abis cuma dalam waktu 10 detik, itu kalo gua yang ikut acaranya gua pasti itungnya dari 3 juta lah!
TIGA JUTA!! DUA JUTA!! SEJUTAAA!! SELAMAT TAHUN BARUUUUU!!!

Pertanyaannya, uang 3 juta itu sebanding atau enggak dengan resolusi gua di kedepannya? Atau uang 3 juta itu sudah pantaskah kita gunakan untuk merayakan resolusi kita ditahun sebelumnya?  Atau jangan-jangan resolusi kita ditahun sebelumnya sebenarnya tidak tercapai? Ini yang jadi masalah, uang yang kita keluarkan hanya untuk merayakan kegagalan ditahun sebelumnya dan berharap tercapai ditahun depannya dengan cara bersenang-senang? Kalau ada yang begini seharusnya mereka Jangan seneng-seneng! Seharusnya mereka dirumah merenungi kenapa bisa gagal ditahun sebelumnya.

Alasan gua nulis ini sederhana, karena menurut gua Tahun Baru adalah patokan waktu gua untuk menjadi tolak ukur kemajuan dalam periode 1 tahun. Dan bukan menjadikan keharusan untuk menghambur-hamburkan uang atau gaya hidup mewah. Pemborosan yang dilakukan dalam konsep kembang api pun menurut gua bukanlah hal yang wajar. Gua ini kerja di EO dan gua pernah survey harga kembang api yang bagus untuk dapat dinikmati 5-10 menit bisa mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta dan itu pun belum ditambah dengan membayar perijinan ke pihak kepolisian. Entah yang dinikmati adalah tampilan kembang api di udara atau suaranya. Kalaupun suaranya kan bisa ditayangkan dalam bentuk MP3 atau kalau tampilannya kan bisa pake video ulangan kembang api tahun lalu.

Kalaupun mungkin memang ada yang bilang “biarin sih! Kan ini duit gua sendiri! Biarin dong tiap orang punya cara masing-masing menyambut Tahun Baru” kalaupun memang ada yang bilang begini gua akan jawab “gua gak maksain tahun baru kalian dengan cara yang gua mau, gua tetap mengembalikan pilihak ke kalian masing-masing. Namun semoga kemeriahan tahun baru kalian tetap mengingatkan kalian untuk tetap meraih yang terbaik di tahun kedepannya.” Atau “Silahkan berpesta dengan meriah dan semoga di tahun kedepannya acara tahun baru kalian akan lebih meriah, dengan keberhasilan kalian memenuhi resolusi yang kalian inginkan. Dan semoga acara Tahun Baru kalian bukan hanya jadi alasan untuk bermewah-mewahan menggunakan alasan MENYAMBUT TAHUN BARU”.