Mereka terlalu berani kita yang sudah malas
Mungkin ini adalah topic ke-2 gua yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan “Dalangnya Bangsa” atau yang biasa kita sebut pemerintahan. Kenapa mereka disebut dalang? Karena menurut gua merekalah yang menyebabkan akar pengendali negara ini.
Mereka terlalu berani. Betul sekali, banyak hal yangmenurut gua mereka sangat berani dalam mengambil banyak keputusan. Jika kita membahas dari segi kelompok atau golongan bisa dilihat dari Beraninya Demokrat masih menjadi Partai dan juga masih berani ingin ikut dalam pencalonan presiden. Dari mana mereka bisa mengambil kesimpulan, bahwa Rakyat Indonesia akan seberani mereka? Mereka pikir Rakyat Indonesia akan berani untuk mendukung partai yang banyak menghasilkan keburukan? Nama-nama seperti Angelina Sondakh, Andi Malarangeng, Anas, Nazarudin yang kemudian disusul Sutan Bathoegana, Allen Marbun danTri Yulianto sudah menjalin hubungan erat dengan KPKsekarang. Bagaimana mungkin kita akan memilih kembali partai yang visi dan misinya bertolak belakang dengan kenyataannya? Melawan korupsi? Mungkin maksudnya adalah melawan partai lain untuk korupsi, karena yang boleh menurut mereka cuma Demokrat. Sudah seharusnya iklan Anti Korupsi dari Demokrat diganti menjadi seperti slogan BSI yang diperankan oleh Obama (palsu) agar dapat kembali kepercayaan rakyat Indonesia karena akan menimbulkan kesan jujur.mungkin akan lebih baik kita dengar seperti ini “Korupsi? Di Demokrat ajah!!”.
Memang banyaknya kasus yang dialami partai yang mempunyai warna biru itu seharusnya membuat mereka berpikir 1000 kali untuk kembali membentuk partai dan maju ke pemerintahan. Mungkin mereka lebih cocokmenjadi komunitas gemar memancing setidaknya warna biru yang mereka pakai sebagai almamater akan indah dilihat di atas laut. Karena kasihan mereka pasti akan bingung jika menggunakan cara promosi yang sama. Atau mungkin selama ini kita saja yang salah mengartikan 4 slogannya, seperti:
- Katakan tidak pada korupsi
- Bersih, Cerdas, Santun
- Lanjutkan
- Berjuang untuk rakyat
Mungkin kita saja yang selama ini salah mengartikanslogan mereka. Mungkin maksudnya mereka adalah: Katakan tidak pada korupsi kecuali mainnya bersih dengan cara cerdas dan tetap terlihat santun kalau sudah begitu ya lanjutkan dengan tetap berpura-pura berjuang untuk rakyat.
Bagaimana mungkin mereka mau angkat slogan yang sama. Apalagi 3 bintang iklan Demokrat yang anti korupsinya saja sudah terjerat kasus korupsi. Mungkin tinggal tunggu saja kapan anak tercinta dari Presiden kita akan terseret (walaupun agak susah karena banyak cara menutupinya). Ini menarik mengingat Ruhut pernah mengeluarkan statement “Potong leher saya jika Ibas Korupsi” entah ini adalah tanda kepercayaan diri atau tanda bahwa dia tidak ingin malu setelah sibuk menjilat Ayahnya dengan membela Anaknya karena jika dia digantung maka malunya tidak akan berasa. Tapi kembali lagi seperti judulnya ini adalah cara yang berani bagi Ruhut untuk bicara seperti ini. Mungkin dia berani karena “jangankan potong leher yang gantung leher aja belum selesai”.
Sekarang sang Kepala Negara kita yang memang sangat amat berani. Banyak keberanian yang dia lakukan saat menjalani masa jabatannya sebagai Kepala Negara dari berani bilang tidak pada korupsi, sementara Partainya bilang iya, berani bilang akan maju paling depan kalau ada yang terbukti korupsi (tapi sampai saat ini tidak pernah atau mungkin maksudnya adalah depan layar twitter), berani curhat, sampai berani-beraninya ngerasa selera musiknya bagusdengan buat album yang dia sendiri gak ikutan nyanyi!!. Dan yang paling menarik menurut gua adalahsaat dia memberi keputusan bahwa menteri-menteri dalam kabinetnya tidak boleh menjadi pengurus partai.Tapi kemudian seluruh menteri dari Demokrat menjabat sebagai pengurus partai bahkan dia sendiri berani menjabat 4 kedudukan di partainya. Sungguh keberanian yang polos sekali seakan dia menganggap kita akan lupa, apa saja yang dia ucapkan. Maaf pak, gua tidak lupa kan media dimana-mana pak.
Keberanian Penduduk Atas lainnya adalah mencalonkan diri jadi pemimpin. Yang gua maksud dengan PendudukAtas adalah penduduk yang merasa dirinya di atas angin. Mereka berlomba-lomba ingin menjadi pemimpin, baik di daerah atau bahkan Negara. Bahkan ada yang merasa mendapatkan petunjuk dari YME untuk bekerja atas nama rakyat, maaf tapi buat situ petunjuk buat kita musibah. Dari seorang artis penyanyi yang bahkan kita tidak tau lagunya apa atau bahkan saat dia nyanyi, dia sendiri gak tau sedang apa, sampai ke pemain film yang banyak adegan panasnya padahal badannya gak bagus-bagus amat tapi karena disukain sama raja dangdut ya langsung ngerasa cantik. Aduh mbak namanya juga Raja Dangdut yaa seleranya Dangdut juga pastinya. Jangan kepedean deh.
Orang-orang yang bahkan berani mencalonkan diri sebagai presiden banyak yang aneh. Yang aneh gua sebut disini bukan yang punya sejarah tersendiri dari Negara ini. Dari Dahlan Iskan yang doyan pencitraan, Rhomapenyanyi yang doyan kawin sampe Farhat yang doyan gosipin orang lain. Kalo cuma nyari pencitraan, penyanyi doyan kawin, sampe tukang gossip, mah.. enggak usah ribet nyari dari 3 orang. Syaiful Jamil aja juga udah cukup!! Lengkap tuh Doi!!
Tapi justru saat mereka yang terlalu berani kita malah malas menanggapi sampai malas untuk terlibat padahal suara kita dibutuhkan untuk menggerakan Negara ini agar jauh dari orang-orang seperti mereka. Jangan mau mereka merasa bahwa seluruh penduduk rakyat Indonesia mau dibayar suaranya untuk Pemilu seperti yang di daerah-daerah. Karena mereka minim pendidikan dan minim biaya hidup makanya mereka mau. Tapi seperti anekdot Undang-undang Dasar pasal 34 “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara sehingga mereka benar-benar dipelihara makanya berkembang lebih banyak”. Awalnya, mungkin buat gua ini adalah jokes biasa tapi sekarang gua tau, mereka ingin memelihara semua itu agar tetap banyak yang menjadi bodoh karena jika semakin banyak orang yang mereka pikir bisa dibodoh-bodohin maka itulah kesempatan mereka untuk BERANI MERASA LEBIH PINTAR dari kita. Kalau memang mereka malas tapi kita lah yang jangan malas untuk mencoba mengajari mereka bagaimana agar tidak dibodoh-bodohin oleh mereka yang mencoba untuk menjadi pemerintah.
Kalau saja para pemerintah itu mau berusaha untuk membodohi mereka dengan berbagai macam caramengapa sekarang kita tidak bisa? Naif terdengar tapi bisa kita lakukan dari hal kecil yaitu lingkungan sekitarkarena dari hal itu pasti akan merambat menjadi besar.Karena jangan lupa kita ini adalah Negara yang mayoritas penduduknya adalah menengah kebawah dan karena inilah dapat dikendalikan. Dan jika mereka semua dapat dikendalikan maka kitalah yang akan merasakan imbasnya dengan mempunyai Pemimpin yang bisa semakin memburuk. Silahkan pilih hasilnya, seperti judul bukunya SBY “selalu ada pilihan” tapi dia sendiri sudah bukan menjadi pilihan.
Terima Kasih sudah membaca
Dimzy