Selamat Tahun Baru! Yak, ini adalah ungkapan basa-basi
diawal tahun. Ungkapan yang sebenarnya hanya ada dinikmati saat kita proses
pergantian tahun. Waktu yang seakan-akan memberikan izin untuk kita melakukan
pesta atau hingar bingar. Merayakan sesuatu yang hanya berubah secara tanggal
dan tidak signikan perbedaannya. Acara tahun baru gak pernah buat gua dari jam
23.59 ke 00.01 menjadikan gua orang yang berbeda dari sebelumnya, enggak
membuat perbedaan apapun. Gak ada yang baru hanya dalam waktu sedekat itu tapi
cara menyambut kita seakan-akan perubahan itu akan terasa dengan cepat. Gua sih
mau aja pesta besar-besaran dan bayar mahal untuk merayakan tahun baru tapi
setelah gua hitung mundur terus teriak 3…2…1… SELAMAT TAHUN BARUUUUUUU!! Dan 2
menit kemudian gua naik jabatan.
Banyaknya acara yang yang diadakan untuk merayakan tahun
baru, tidak sedikit yang memaksa pengunjungnya harus bayar mahal
untuk mengikuti acara tersebut. Bayangkan ada yang bayar sampe 3 juta rupiah
untuk acara tahun baruan bahkan mungkin lebih. Dan mereka bayar semahal
itu cuma untuk menonton ratusan kembang api di udara dan sisanya acara biasa
yang bisa dinikmati tanpa perlu tahun baru. Padahal kalo cuma kembang api aja
mereka bisa nikmatin di hari lebaran, emang sih bedanya gak ada hitungan
mundur. Misalkan, SEPULUH!!.. SEMBILAN sampai TIGA!!... DUAAAA!!...SATUUUUU!!!!
MINAL AIDIN WAL FAIDIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIIIIN!! Kalau emang ada yang
merayakan lebaran dengan hitungan mundur itu cuma tukang minta-minta di lampu
merah senen! Itu juga ngitungnya dari DUA RATUS! Kalau cuma menikmati hitungan
mundurnya, berarti uang 3 juta itu cuma untuk 10 detik? Bayangin 3 juta abis
cuma dalam waktu 10 detik, itu kalo gua yang ikut acaranya gua pasti itungnya
dari 3 juta lah!
TIGA JUTA!! DUA JUTA!! SEJUTAAA!! SELAMAT TAHUN BARUUUUU!!!
Pertanyaannya, uang 3 juta itu sebanding atau enggak dengan
resolusi gua di kedepannya? Atau uang 3 juta itu sudah pantaskah kita gunakan
untuk merayakan resolusi kita ditahun sebelumnya? Atau jangan-jangan resolusi kita ditahun
sebelumnya sebenarnya tidak tercapai? Ini yang jadi masalah, uang yang kita
keluarkan hanya untuk merayakan kegagalan ditahun sebelumnya dan berharap
tercapai ditahun depannya dengan cara bersenang-senang? Kalau ada yang begini
seharusnya mereka Jangan seneng-seneng! Seharusnya mereka dirumah merenungi
kenapa bisa gagal ditahun sebelumnya.
Alasan gua nulis ini sederhana, karena menurut gua Tahun
Baru adalah patokan waktu gua untuk menjadi tolak ukur kemajuan dalam periode 1
tahun. Dan bukan menjadikan keharusan untuk menghambur-hamburkan uang atau gaya
hidup mewah. Pemborosan yang dilakukan dalam konsep kembang api pun menurut gua
bukanlah hal yang wajar. Gua ini kerja di EO dan gua pernah survey harga
kembang api yang bagus untuk dapat dinikmati 5-10 menit bisa mencapai
puluhan juta bahkan ratusan juta dan itu pun belum ditambah dengan membayar
perijinan ke pihak kepolisian. Entah yang dinikmati adalah tampilan kembang api
di udara atau suaranya. Kalaupun suaranya kan bisa ditayangkan dalam bentuk MP3
atau kalau tampilannya kan bisa pake video ulangan kembang api tahun lalu.
Kalaupun mungkin memang ada yang bilang “biarin sih! Kan ini
duit gua sendiri! Biarin dong tiap orang punya cara masing-masing menyambut
Tahun Baru” kalaupun memang ada yang bilang begini gua akan jawab “gua gak
maksain tahun baru kalian dengan cara yang gua mau, gua tetap mengembalikan
pilihak ke kalian masing-masing. Namun semoga kemeriahan tahun baru kalian
tetap mengingatkan kalian untuk tetap meraih yang terbaik di tahun kedepannya.”
Atau “Silahkan berpesta dengan meriah dan semoga di tahun kedepannya acara
tahun baru kalian akan lebih meriah, dengan keberhasilan kalian memenuhi
resolusi yang kalian inginkan. Dan semoga acara Tahun Baru kalian bukan hanya
jadi alasan untuk bermewah-mewahan menggunakan alasan MENYAMBUT TAHUN BARU”.
No comments:
Post a Comment